Perkembangan Islam pada masa daulah ustmaniyyah

1. Sejarah berdirinya :
Daulah Usmani atau Kesultanan Utsmaniyah didirikan oleh Usman I, putra dari Raja Erthugrul, pada tahun 1299: 

1. Usman I berasal dari keturunan suku Kabilah di Turkmenistan yang pindah ke Anatolia untuk menghindari serangan Mongol. 
2. Usman I mewarisi jabatan ayahnya sebagai adipati (bey) di bawah Kesultanan Seljuk. 
3. Usman I memimpin pasukan tentara muslim Turki yang disebut ghazi. 
4. Usman I memerangi tentara Mongol dan tentara Seljuk. 
5. Usman I menguasai Anatolia setelah berkali-kali mengalahkan Byzantium. 
6. Usman I mendeklarasikan secara sah terbentuknya kerajaan Turki Ustmaniyah. 

Daulah Usmani memiliki pengaruh besar dalam peradaban dunia Islam. Kekaisaran ini mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-16 di era pemerintahan Sultan Salim I. Namun, pada akhir abad ke-18, Daulah Usmani mulai mengalami kemunduran dan pecah akibat Perang Dunia I. 

2. Wilayah kekuasaanya :
Daulah Utsmaniyyah (Kekhalifahan Utsmaniyah) adalah salah satu kekaisaran Islam terbesar dalam sejarah, yang berlangsung dari tahun 1299 hingga 1924. Pada puncak kejayaannya, wilayah kekuasaan Daulah Utsmaniyyah mencakup tiga benua: Eropa, Asia, dan Afrika. Berikut adalah wilayah-wilayah utama yang berada di bawah kekuasaan Daulah Utsmaniyyah:

1. Eropa
Balkan: Termasuk Yunani, Bulgaria, Serbia, Bosnia, Albania, Montenegro, dan sebagian besar wilayah lainnya di Semenanjung Balkan.

Eropa Timur: Sebagian wilayah Hongaria, Rumania, dan Moldova.

Turki Eropa: Wilayah sekitar Istanbul, termasuk Trakia Timur.

Kepulauan Aegea dan Mediterania: Beberapa pulau Yunani seperti Kreta dan Rodos.

2. Asia
Anatolia: Wilayah inti Kekaisaran, mencakup sebagian besar wilayah Turki modern.

Levant: Suriah, Lebanon, Yordania, dan Palestina.

Mesopotamia: Wilayah Irak dan sebagian Kuwait.

Hijaz: Mekkah dan Madinah (di Arab Saudi modern).

Yaman: Termasuk Aden dan sekitarnya.

Armenia dan Kaukasus: Beberapa wilayah di sekitar Armenia dan Georgia.

3. Afrika
Mesir: Wilayah kunci yang menjadi pusat administratif penting.

Libya: Tripoli, Benghazi, dan sekitarnya.

Tunisia, Aljazair, dan Maroko (sebagian waktu, terutama pada awal ekspansi).

Sudan: Wilayah sekitar Nubia.


4. Laut dan Jalur Perdagangan

Daulah Utsmaniyyah juga menguasai berbagai jalur perdagangan penting di Laut Mediterania, Laut Hitam, Laut Merah, dan Teluk Persia. Kekuasaan maritimnya meluas hingga ke wilayah Samudra Hindia.

Pada puncaknya (sekitar abad ke-16 hingga ke-17), Kekaisaran Utsmaniyah menjadi salah satu kekuatan terbesar di dunia, memegang pengaruh politik, ekonomi, dan budaya yang signifikan di dunia Islam dan Eropa.

3. Khalifah :
Daulah Utsmaniyyah diperintah oleh para sultan yang juga memegang gelar khalifah setelah penaklukan Mamluk pada tahun 1517. Gelar ini menunjukkan peran mereka sebagai pemimpin umat Islam. Berikut adalah beberapa khalifah penting dalam sejarah Daulah Utsmaniyyah:

Khalifah Awal (Pendiri dan Pemimpin Awal)

1. Osman I (1299–1326)
Pendiri Kekaisaran Utsmaniyah. Namanya menjadi asal nama "Utsmaniyah."

2. Orhan Gazi (1326–1362)
Mulai memperluas wilayah ke Eropa dengan menaklukkan Bursa.

3. Murad I (1362–1389)
Menetapkan sistem janissari dan memperluas wilayah ke Semenanjung Balkan.

4. Bayezid I (1389–1402)
Dikenal sebagai "Yildirim" (Si Kilat). Kekalahannya di tangan Tamerlane pada Pertempuran Ankara menyebabkan kekacauan internal. 

Puncak Kejayaan (Abad ke-15 hingga ke-17)

5. Mehmed II (1451–1481)
Dijuluki "Al-Fatih" karena berhasil menaklukkan Konstantinopel pada 1453, menjadikannya Istanbul sebagai ibu kota kekhalifahan.

6. Selim I (1512–1520)
Menaklukkan wilayah Mamluk di Mesir dan Hijaz, sehingga gelar khalifah secara resmi berpindah ke Daulah Utsmaniyah.

7. Suleiman I (1520–1566)
Dikenal sebagai "Suleiman Agung." Kekuasaan Utsmaniyah mencapai puncak kejayaan di bawah pemerintahannya, mencakup sebagian besar Eropa, Asia, dan Afrika.

Kemunduran Bertahap (Abad ke-17 hingga ke-18)

8. Ahmed I (1603–1617) 
Dikenal karena membangun Masjid Biru di Istanbul.

9. Mustafa II (1695–1703)
Memimpin pada masa kekalahan melawan Liga Suci dalam Perang Turki Besar.

10. Mahmud II (1808–1839)
Melakukan reformasi besar dalam bidang militer dan birokrasi untuk menyelamatkan kekhalifahan dari kehancuran.

Masa Akhir dan Kejatuhan (Abad ke-19 hingga ke-20)

11. Abdul Hamid II (1876–1909)
Sultan terakhir yang memegang kekuasaan absolut. Dikenal karena perlawanan terhadap pengaruh Barat dan membangun Jalur Kereta Api Hijaz.

12. Mehmed V (1909–1918)
Memimpin pada masa Perang Dunia I, di mana Daulah Utsmaniyah bergabung dengan Blok Sentral dan mengalami kekalahan besar.

13. Mehmed VI (1918–1922)
Sultan terakhir Daulah Utsmaniyah. Kekaisaran resmi dibubarkan pada tahun 1922.

14. Abdulmecid II (1922–1924)
Khalifah terakhir secara simbolis setelah penghapusan kesultanan. Gelarnya dicabut oleh Mustafa Kemal Atatürk pada 1924.

Setelah penghapusan kekhalifahan, sistem pemerintahan Islam berakhir, dan Turki menjadi republik sekuler.

4. Kemajuan :
Daulah Utsmaniyyah mencapai puncak kejayaan pada abad ke-16 dan ke-17, dengan kemajuan yang luar biasa dalam berbagai bidang. Berikut adalah beberapa aspek kemajuan Daulah Utsmaniyyah:

1. Militer
Organisasi Militer Modern:
Utsmaniyyah menciptakan pasukan elit, Janissari, yang terkenal sebagai kekuatan militer yang disiplin dan terorganisir.

Sistem Meriam dan Artileri:
Meriam besar digunakan untuk menaklukkan kota-kota penting seperti Konstantinopel (1453).

Kekuatan Angkatan Laut:
Armada laut Utsmaniyyah menguasai Laut Mediterania, Laut Hitam, dan Laut Merah, menjadikan mereka kekuatan maritim dominan.

2. Politik dan Pemerintahan
Sistem Pemerintahan Sentralisasi:
Sistem pemerintahan berbasis devshirme melibatkan orang-orang non-Muslim yang diambil untuk dididik menjadi pejabat negara atau tentara.

Wilayah Kekuasaan yang Luas:
Kekhalifahan menguasai tiga benua (Eropa, Asia, Afrika), termasuk kota-kota penting seperti Istanbul, Kairo, Mekkah, dan Baghdad.

Keadilan Islam:
Hukum Syariah diterapkan dengan kombinasi hukum adat yang fleksibel untuk mengatur masyarakat multietnis dan multireligius.

3. Ekonomi
Penguasaan Jalur Perdagangan:
Utsmaniyyah menguasai jalur perdagangan antara Timur dan Barat, termasuk rute Laut Mediterania, Laut Merah, dan jalur darat di Timur Tengah.

Pertanian dan Perdagangan:
Wilayah yang luas memberikan hasil pertanian melimpah dan komoditas dagang seperti kapas, rempah-rempah, dan sutra.

Sistem Pajak Efisien:
Pajak dikenakan secara teratur kepada rakyat Muslim dan non-Muslim (jizyah), mendukung stabilitas ekonomi kekhalifahan.

4. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Astronomi dan Matematika:
Utsmaniyyah membangun observatorium besar di Istanbul dan mendukung penelitian astronomi, seperti yang dilakukan oleh Taqi al-Din.

Kesehatan:
Rumah sakit dibangun di berbagai wilayah dengan standar tinggi, termasuk penggunaan obat-obatan herbal dan bedah modern.

Arsitektur:
Kemajuan teknik bangunan menghasilkan masjid dan istana megah, seperti Masjid Suleymaniye dan Istana Topkapi.

5. Seni dan Budaya
Arsitektur Islam:
Seni bangunan mencapai puncaknya dengan masjid-masjid indah yang memadukan gaya Islam dan Bizantium.

Sastra dan Musik:
Puisi dan musik berkembang, terutama di bawah perlindungan Sultan seperti Suleiman Agung.

Kaligrafi dan Seni Dekoratif:
Utsmaniyyah dikenal akan seni kaligrafi, keramik, dan karpet dengan desain unik.

6. Agama dan Pendidikan
Peran sebagai Pelindung Islam:
Utsmaniyyah melindungi dua kota suci (Mekkah dan Madinah) serta mendukung kegiatan haji dan penyebaran Islam.

Sistem Pendidikan Islam:
Madrasah dibangun di seluruh wilayah untuk mendidik para ulama, hakim, dan cendekiawan. 

Kesimpulan
Daulah Utsmaniyyah adalah peradaban yang kompleks dan maju, dengan kontribusi besar dalam politik, ekonomi, budaya, dan ilmu pengetahuan. Puncak kejayaan ini didukung oleh kepemimpinan yang kuat, pengelolaan wilayah yang luas, serta perpaduan budaya Islam dan lokal.

Komentar

Postingan Populer