Konsep Teks Eksplanasi

A. Pengertian :
Teks eksplanasi adalah jenis teks yang bertujuan untuk menjelaskan proses atau fenomena yang terjadi di alam, sosial, budaya, atau dalam kehidupan sehari-hari. Teks ini memberikan penjelasan logis dan terstruktur mengenai "mengapa" dan "bagaimana" suatu fenomena terjadi.

B. Struktur :
Struktur teks eksplanasi terdiri dari tiga bagian utama, yaitu:

1. Pernyataan Umum (Pendahuluan)
Bagian ini berisi pengenalan atau gambaran umum mengenai fenomena yang akan dijelaskan. Tujuannya adalah memberikan pemahaman awal kepada pembaca tentang topik yang dibahas.
Contoh: "Hujan adalah salah satu fenomena alam yang penting bagi kehidupan di bumi. Proses terjadinya hujan melibatkan siklus air yang berlangsung terus-menerus."

2. Deretan Penjelasan (Isi)
Bagian ini menjelaskan proses atau tahapan terjadinya fenomena secara rinci dan kronologis. Penjelasan ini sering menggunakan urutan sebab-akibat.
Contoh:

"Siklus hujan dimulai dengan evaporasi, yaitu proses penguapan air dari permukaan bumi akibat panas matahari."

"Uap air kemudian naik ke atmosfer dan mengalami kondensasi, membentuk awan."

"Awan yang jenuh akan melepaskan air dalam bentuk hujan."

3. Interpretasi atau Penutup (Opsional)
Bagian ini berisi kesimpulan atau penegasan ulang mengenai fenomena yang dijelaskan. Interpretasi juga dapat mencakup manfaat atau dampak fenomena tersebut.
Contoh: "Proses terjadinya hujan merupakan siklus alami yang sangat penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem di bumi."

C. Jenis jenis Teks Eksplanasi :
Teks eksplanasi dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis fenomena yang dijelaskan. Berikut adalah beberapa jenis teks eksplanasi:

1. Teks Eksplanasi Alam
Menjelaskan fenomena yang terjadi di alam, seperti:

•Proses terjadinya hujan.
•Pembentukan gunung berapi.
•Siklus air.
•Penyebab tsunami atau gempa bumi.

2. Teks Eksplanasi Sosial
Menjelaskan fenomena yang terjadi dalam masyarakat, seperti:

•Penyebab kemiskinan.
•Terjadinya urbanisasi.
•Perkembangan teknologi dan dampaknya.
•Proses terjadinya konflik sosial.

3. Teks Eksplanasi Budaya
Menjelaskan fenomena terkait adat, tradisi, atau budaya masyarakat, seperti:

•Asal-usul upacara adat tertentu.
•Sejarah dan perkembangan batik.
•Proses pelestarian budaya lokal.

4. Teks Eksplanasi Ilmiah
Menjelaskan fenomena yang berhubungan dengan sains dan teknologi, seperti:

•Proses fotosintesis pada tumbuhan.
•Cara kerja komputer.
•Proses metabolisme tubuh manusia.

5. Teks Eksplanasi Ekonomi
Menjelaskan fenomena yang terkait dengan ekonomi, seperti:

•Penyebab inflasi.
•Proses perdagangan internasional.
•Dampak globalisasi terhadap ekonomi.

6. Teks Eksplanasi Sejarah
Menjelaskan peristiwa bersejarah atau kejadian masa lalu, seperti:

•Proses kemerdekaan suatu negara.
•Terjadinya perang dunia.
•Perkembangan peradaban manusia.

Setiap jenis teks eksplanasi memiliki struktur yang sama (pernyataan umum, deretan penjelasan, dan penutup), tetapi isinya disesuaikan dengan topik yang dibahas.

D. Ciri ciri :
Teks eksplanasi memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari jenis teks lainnya. Berikut adalah ciri-ciri teks eksplanasi:

1. Berdasarkan Fakta
•Informasi yang disampaikan dalam teks eksplanasi bersifat faktual, tidak mengandung opini atau pendapat pribadi.

2. Bertujuan Informatif
•Teks ini bertujuan memberikan pemahaman atau pengetahuan kepada pembaca mengenai suatu fenomena, baik alam, sosial, budaya, maupun ilmiah.

3. Memiliki Struktur yang Jelas
•Pernyataan umum: Memberikan pengantar atau gambaran umum tentang topik.
•Deretan penjelasan: Menjelaskan proses, sebab-akibat, atau tahapan suatu fenomena secara rinci.
•Penutup (opsional): Berisi kesimpulan atau penegasan ulang.

4. Menggunakan Bahasa Ilmiah
•Menggunakan istilah atau kosakata yang formal dan ilmiah, tetapi tetap mudah dipahami oleh pembaca.

5. Menjawab Pertanyaan "Mengapa" dan "Bagaimana"
•Teks eksplanasi berfokus pada menjelaskan sebab-akibat atau proses terjadinya suatu fenomena.

6. Menggunakan Konjungsi Kausalitas dan Kronologis
•Konjungsi kausalitas: seperti "karena", "sebab", "oleh karena itu", "sehingga".
•Konjungsi kronologis: seperti "kemudian", "lalu", "setelah itu", "selanjutnya".

7. Objektif dan Netral
•Penjelasan dalam teks eksplanasi bersifat objektif, tidak memihak, dan tidak bersifat argumentatif.

8. Tersusun Secara Logis
•Penjelasan disusun secara logis dan sistematis, sehingga mudah diikuti oleh pembaca.

Ciri-ciri ini menjadikan teks eksplanasi sangat cocok digunakan untuk menyampaikan pengetahuan atau informasi ilmiah kepada khalayak luas.

E. Tujuan Teks Eksplanasi :
Tujuan utama teks eksplanasi adalah menjelaskan proses atau sebab-akibat terjadinya suatu fenomena secara logis dan faktual agar pembaca memahami fenomena tersebut dengan lebih jelas.

Berikut adalah beberapa tujuan spesifik dari teks eksplanasi:

1. Memberikan Informasi
Teks eksplanasi bertujuan memberikan pengetahuan yang faktual mengenai fenomena alam, sosial, budaya, atau ilmiah.

2. Menjawab Pertanyaan "Mengapa" dan "Bagaimana"
Membantu pembaca memahami alasan atau proses terjadinya suatu fenomena.

3. Mengedukasi Pembaca
Teks ini digunakan untuk menambah wawasan pembaca, terutama dalam konteks pendidikan.

4. Meningkatkan Kesadaran
Dengan memahami fenomena tertentu, pembaca dapat lebih sadar akan dampak atau pentingnya fenomena tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

5. Menyampaikan Fakta Secara Sistematis
Teks eksplanasi menyampaikan informasi dengan urutan yang logis, sehingga mempermudah pembaca dalam memahami fenomena.

Contohnya, teks eksplanasi tentang siklus air bertujuan untuk menjelaskan bagaimana air menguap, membentuk awan, hingga akhirnya turun sebagai hujan. Informasi ini membantu pembaca memahami proses tersebut secara ilmiah.

F. Aspek Kebahasaan :
Teks eksplanasi memiliki aspek kebahasaan khas yang mendukung penyampaian informasi secara jelas dan ilmiah. Berikut adalah aspek kebahasaan teks eksplanasi:

1. Konjungsi Kausalitas
Digunakan untuk menunjukkan hubungan sebab-akibat dalam teks.
Contoh: karena, sebab, sehingga, oleh karena itu, akibatnya.

2. Konjungsi Kronologis
Menunjukkan urutan waktu atau proses yang bertahap.
Contoh: kemudian, setelah itu, selanjutnya, pada akhirnya, pertama-tama.

3. Verba Material
Kata kerja yang menunjukkan tindakan atau proses fisik.
Contoh: mengalir, menguap, membentuk, meletus.

4. Verba Relasional
Kata kerja yang menunjukkan hubungan atau keadaan.
Contoh: adalah, merupakan, memiliki, termasuk.

5. Kata Teknis atau Istilah Ilmiah
Menggunakan istilah yang relevan dengan topik yang dibahas.
Contoh: evaporasi, kondensasi, fotosintesis, gempa tektonik.

6. Kalimat Pasif
Sering digunakan untuk menekankan proses daripada pelakunya.
Contoh: Air dipanaskan oleh sinar matahari hingga menguap.

7. Nominalisasi
Mengubah kata kerja atau sifat menjadi kata benda untuk menekankan ide atau konsep.
Contoh: Perubahan, pembentukan, penyebab, pergerakan.

8. Bahasa Formal
Menggunakan bahasa baku dan formal agar sesuai dengan tujuan teks yang informatif dan ilmiah.

9. Kalimat Kompleks
Teks eksplanasi sering menggunakan kalimat kompleks untuk menjelaskan hubungan sebab-akibat atau tahapan proses.
Contoh: Ketika uap air naik ke atmosfer, uap tersebut mengalami proses kondensasi.

10. Objektif
Penulisan teks eksplanasi tidak memuat opini atau perasaan pribadi, hanya menyampaikan fakta dan data.

Dengan aspek kebahasaan ini, teks eksplanasi mampu menyampaikan penjelasan secara sistematis, jelas, dan mudah dipahami pembaca.

G. Contoh Teks Eksplanasi :

Judul: Proses Terjadinya Hujan

Pernyataan Umum
Hujan adalah salah satu fenomena alam yang penting bagi kehidupan di bumi. Hujan terjadi sebagai bagian dari siklus air yang berlangsung terus-menerus. Proses terjadinya hujan melibatkan penguapan, kondensasi, dan presipitasi.

Deretan Penjelasan
Proses terjadinya hujan dimulai dengan penguapan (evaporasi). Air dari permukaan laut, sungai, dan danau menguap akibat panas matahari. Selain itu, tumbuhan juga melepaskan uap air ke udara melalui proses transpirasi.

Setelah itu, uap air yang naik ke atmosfer akan mengalami pendinginan. Pada suhu tertentu, uap air berubah menjadi titik-titik air kecil melalui proses kondensasi. Titik-titik air tersebut berkumpul membentuk awan. Semakin banyak uap air yang berkondensasi, awan akan semakin tebal dan gelap.

Ketika awan mencapai tingkat kejenuhan, titik-titik air akan bergabung membentuk tetesan yang lebih besar. Akibatnya, tetesan air tersebut akan jatuh ke permukaan bumi sebagai hujan karena gaya gravitasi.

Penutup
Proses terjadinya hujan merupakan siklus alami yang sangat penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem di bumi. Hujan tidak hanya memberikan air bagi kehidupan, tetapi juga membantu menjaga kesuburan tanah dan ketersediaan air bersih.
---
Teks ini mencakup semua bagian struktur teks eksplanasi: pernyataan umum, deretan penjelasan, dan penutup, serta menggunakan bahasa formal dan kausalitas.

Komentar

Postingan Populer